BYD Saling Tuduh
Sebanyak 20 dealer BYD Shandong Qiancheng Holdings Co., Ltd di Provinsi Shandong, China harus ditutup karena mengalami krisis operasional.
Sebenarnya, BYD tidak tinggal diam, pabrikan khusus mobil listrik itu sempat mengunjungi Qiancheng Group di Jinan.
Ini ditafsirkan sebagai pengakuan tertinggi atas status mereka sebagai dealer inti. Namun, masalah keuangan sudah mulai muncul di balik permukaan.
Dalam hal ini, BYD dan Qiancheng memberikan penjelasan yang bertentangan mengenai krisis tersebut. Pada tanggal 28 Mei, Departemen Merek dan Hubungan Masyarakat BYD menanggapi rumor tentang "rantai modal yang putus" dari Qiancheng Group.
"Kebijakan kami terhadap diler tetap konsisten dan stabil selama beberapa tahun terakhir," demikian pernyataan perusahaan tersebut
BYD mengaitkan krisis tersebut karena adanya masalah manajemen dealer, mereka mengklaim bahwa kelompok dealer mengalami masalah pendanaan akibat ekspansi yang membabi buta dan cepat dengan operasi yang mengandalkan utang.
Sebaliknya, dokumen internal Qiancheng Group tertanggal 17 April secara langsung menyalahkan perubahan kebijakan BYD:
"Dalam dua tahun terakhir, penyesuaian kebijakan dealer BYD telah memberikan tekanan yang sangat besar pada pengelolaan arus kas kami." ujar Qiancheng Group.
Dokumen tersebut juga mengutip kondisi eksternal yang memburuk, termasuk beberapa kegagalan dealer otomotif di Shandong dan kebijakan pembiayaan bank yang konservatif.
Krisis ini telah menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab BYD untuk memantau jaringan dealer resminya. Banyak pelanggan membuat keputusan pembelian terutama berdasarkan kepercayaan pada merek BYD, dan merasa ditinggalkan sekarang karena dealer resminya telah menghilang
BYD mengungkapkan bahwa sejak akhir tahun lalu, dealer lokal lainnya telah mengakuisisi beberapa toko 4S yang terkena dampak, dan perusahaan tersebut memberikan dukungan untuk membantu mengatasi masalah pelanggan dan karyawan.
Namun, sebagian besar konsumen dalam kelompok perlindungan hak dengan hampir 500 anggota menolak penjelasan BYD, dengan menyatakan bahwa perusahaan tersebut telah gagal memberikan solusi substantif.
Karena batas waktu akhir Mei yang dijanjikan Qiancheng berlalu tanpa penyelesaian, ribuan pelanggan bertanya-tanya siapa yang akan bertanggung jawab atas layanan prabayar mereka dan bagaimana situasi ini pada akhirnya akan diselesaikan.
(责任编辑:时尚)
- ·Kemenag Bantah 'Tudingan' KPK, Soal Ini
- ·Bang Ara Sampai Terbang ke Bali dapat Panggilan Prabowo, Semeja Pula dengan Elon Musk
- ·Firsta Yufi Amarta Putri dari Jatim Sabet Gelar Puteri Indonesia 2025
- ·Gempa Magnitudo 3,1 di Tambolaka NTT Hari Ini 22 Mei 2024
- ·Waterpark di Bekasi Dibongkar karena Langgar Aturan, 2 Menteri Turun Langsung
- ·Video Anies Pengaruhi Sekjen PBB Viral, Refly Harun: Kalau Internasional, Ya Nggak Malu
- ·Identitas Anggota Densus 88 yang Buntuti Jampidsus Kejagung Diungkap Polri
- ·Diberondong soal Harun, Jenderal Firli Berang: Tak Ada Itu Kongkalikong!
- ·Jadi Tersangka Penipuan, Ketua KADIN Digelandang Polisi
- ·7 Buah yang Pernah Ada di Dunia Namun Kini Menghilang
- ·Resmi! Jokowi Keluarkan Kepres Cuti Bersama Iduladha 2023
- ·Wisata di Turkmenistan, Negara yang Paling Jarang Dijelajahi di Asia
- ·Bagaimana Islam Memandang Vasektomi?
- ·Gempa Magnitudo 3,1 di Tambolaka NTT Hari Ini 22 Mei 2024
- ·Rhoma Irama Diancam Akan Dibubarkan Konsernya oleh Bupati Bogor
- ·China Kembalikan Pajak yang Dibayar Turis Asing agar Banyak Belanja
- ·FOTO: Lang Pacha, Ritual Sakral Kremasi Tengkorak di Thailand
- ·Skytanic, Pesawat Sepanjang Lapangan Bola Siap Lepas Landas 2030
- ·Pasien Corona di DKI Gak Ketulungan, Jokowi Marah
- ·Awal Juni 2025, Harga Emas Antam Tampak Betah di Level Rp1.888.000 per Gram