Bayi Meninggal Usai Vaksin, Kemenkes Sebut Imunisasi Ganda Aman
Seorang bayilaki-laki berinisial MKA di Sukabumi, Jawa Barat meninggal dunia beberapa jam setelah mendapatkan imunisasiganda. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, imunisasi ganda sejauh ini aman dilakukan.
Imunisasi ganda sendiri merupakan pemberian lebih dari satu vaksin dalam satu kali kunjungan.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine mengatakan, pemberian imunisasi ganda telah direkomendasikan oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Ikatan Dokter Anak indonesia (IDAI).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Prima juga menegaskan bahwa suntikan dosis ganda juga tidak akan membebani sistem kekebalan tubuh si kecil.
"Antigen yang ada dalam vaksin hanya-lah sebagian kecil dibandingkan dengan apa yang secara alami ditemui oleh tubuh kita setiap hari," jelas Prima.
Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat juga menyebutkan bahwa kombinasi vaksin sekaligus tak akan menimbulkan masalah kronis. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk melihat dampak pemberian berbagai kombinasi vaksin.
Memang, dalam beberapa kasus, pemberian kombinasi vaksin tertentu yang diberikan bersamaan bisa memicu demam. Namun, kondisi ini bersifat sementara dan tidak menyebabkan kerusakan permanen.
Ramai diberitakan sebelumnya, seorang bayi laki-laki berinisial MKA meninggal dunia setelah mendapatkan imunisasi ganda.
Bayi tersebut dilaporkan mendapatkan empat jenis vaksin di antaranya vaksin BCG untuk mencegah TB, vaksin DPT-HB-Hib, vaksin Polio tetes, dan vaksin Rotavirus untuk mencegah diare.
Dari hasil investigasi yang dilakukan Komda Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) Jawa Barat bersama instansi terkait lain menyampaikan, bayi tersebut lahir dengan bantuan bidan dan telah mendapatkan vitamin K serta vaksin hepatitis B.
Namun, bayi tak pernah dibawa ke puskesmas sejak lahir. Ia baru kembali dibawa ke puskesmas saat berusia 2 bulan 28 hari untuk mendapatkan imunisasi.
(责任编辑:百科)
- ·Jaksa Agung Penuhi Permintaan KPK: Baru Bisa Kirim 25 Jaksa
- ·Jemaah Haji Indonesia Bakal Diantar Jemput Bus Shalawat Inklusif dari Hotel ke Masjidil Haram
- ·Keluarga Kolonel Cpl Antonius Hermawan yang Gugur dalam Ledakan Garut: Tak Sempat Pulang Minta Restu
- ·Koalisi Masyarakat Sipil Desak Panglima Cabut Perintah Prajurit TNI Amankan Kejati dan Kejari
- ·PSI Pastikan Tidak Ada Mantan Narapidana Korupsi Dalam Daftar Bacalegnya
- ·PSI Cari Pengganti Kaesang? Pendaftaran Ketum Baru Resmi Dibuka!
- ·Pos Indonesia: Permen Pos Komersial Jadi Motor Pertumbuhan Industri Logistik Nasional
- ·Digambarkan sebagai Cerminan Paus Fransiskus, KWI Beberkan Alasan Vatikan Pilih Nama Paus Leo XIV
- ·Polri Cecar 21 Pertanyaan ke Promotor Penjualan Tiket Konser Coldplay
- ·Mengenal Megalophobia, Kala Ukuran Besar Jadi Sumber Ketakutan
- ·Bakal Ada Aksi Mirip 98 Akibat Prabowo Kalah Hitung Cepat, Polri Bilang Begini
- ·Dorong Indonesia jadi Pemain Utama Global Industri Halal, Ini Strategi Kemenperin
- ·Anindya Bakrie Resmikan Kantor Pusat Konsultasi Satgas MBG, Targetkan 30 Ribu SPPG di Indonesia
- ·Pacu Hilirisasi Kelapa Sawit, Kemenperin Dukung Riset MAKSI dan Kimia Farma
- ·Mengulik soal Kanker Prostat, Bahaya yang Kerap Tak Disadari
- ·AHY Buka Konsultasi Regional Kementerian PU 2025, Soroti Empat Prioritas Infrastruktur
- ·Lamar Jadi Damkar dan PPSU, Ratusan Warga Serbu Balai Kota DKI: Disuruh Kirim Lamaran ke Sini
- ·Wabah Campak Menggila di Eropa dan Amerika Gegara Antivaksin, Menkes Mewanti
- ·CFD di Jalan Sudirman
- ·Pacu Pembangunan Industri Petrokimia, Ini Langkah Kemenperin Guna Penuhi Kebutuhan Pasar Domestik